Raup Untung, Berikut Cerita Pedagang Masker Di Kawali Ciamis Yang Laris Diburu
Sejak diumumkan adanya pandemi global, masker saat ini sudah seperti alat pelindung diri yang wajib dibawa kemanapun Anda pergi. Bahkan sempat tersebar berita bahwa masker medis telah ludes di pasaran, sehingga masyarakat dihimbau mengenakan masker kain sebagai solusinya. Tingginya kebutuhan, bahkan banyak pedagang masker dadakan laris manis diburu pembeli seperti cerita di Kawali Ciamis baru baru ini.
Kondisi Sejak Pandemi Menyerang
Jumlah kasus yang terus meningkat tajam setiap harinya, pemerintah berusaha menekan penularan dengan menghimbau masyarakat mematuhi protokol kesehatan serta melakukan karantina sebagai solusinya. Sebagian orang menyetujui masukan pemerintah yang lebih mengedepankan keselamatan bersama, namun tidak dengan sebagian warga lainnya yang beranggapan bahwa solusi tersebut dapat memantikan dari beberapa sektor.
Dan benar saja, tidak perlu waktu lama hal yang tidak diinginkan satu persatu terjadi. Mulai dari banyaknya pedagang yang tidak menerima pemasukan, sekolah sekolah diliburkan, sejumlah destinasi wisata ditutup, dan masih banyak lagi. Kondisi ini semakin diperkeruh dengan masyarakat mulai tak acuh, membuat semuanya tampak lebih sulit daripada yang dibayangkan. Namun pada kenyataannya, kondisi inilah yang sedang terjadi pada negeri kita saat ini.
Bahkan peningkatan jumlah korban terpapar virus mematikan ini, seakan tidak berpengaruh pada sebagian orang. Pasalnya mereka tidak percaya bahwa virus tersebut benar adanya, sehingga dengan santainya berjalan kesana kemari tanpa dilengkapi perlindungan sesuai anjuran. Aksi ini bukanlah sekali dua kali terjadi, namun masih banyak masyarakat yang tidak terlalu mempedulikan meski himbauan telah dilayangkan beberapa kali.
Disadari atau tidak, hal buruk yang dilakukan satu orang saja bisa menimbulkan dampak negatif kepada orang lain. Sebab virus ini dapat menyerang tubuh lewat beberapa perantara, salah satunya yaitu droplet. Sehingga tidak heran jika satu saja orang dinyatakan reaktif corona, maka satu tempat yang pernah dikunjunginya akan diisolasi. Sedangkan orang orang yang pernah bertemu dengannya, harus ikut melakukan karantina mandiri.
Jika diteliti kembali, banyaknya jumlah kasus pasien meninggal akibat COVID 19, juga dibarengi dengan banyaknya rakyat kecil yang meninggal akibat kelaparan. Sebab mereka tidak mendapatkan pemasukan sedikitpun, sehingga sangat kesulitan untuk bertahan ataupun menemukan solusi memenuhi kebutuhan harian. Dampak ini pun kian bertambah, mengingat banyak pedagang kecil yang memang hanya berpangku pada penghasilan harian.
Melihat para saudara tampak kesusahan, tidak banyak pula yang berinisiatif untuk memberikan bantuan dalam berbagai bentuk. Langkah kecil seperti memberikan sembako ataupun sekedar melariskan dagangan, cukup membantu mereka yang membutuhkan. Namun kondisi tidak bisa bertahan lama, sehingga mereka masih harus berjuang untuk pemenuhan hariannya.
Disela sela berita negatif yang terus bertebaran, beruntungnya masyarakat dicerahkan dengan adanya berita positif dimana sejumlah pedagang mulai berinisiatif beralih menjadi pedagang masker dadakan. Peluang mendapatkan keuntungan pun semakin tinggi, karena kondisi saat ini yang mengharuskan semua orang keluar sambil mengenakan masker. Kebutuhan tinggi yang diimbangi dengan keterseimbangan barang melimpah, berhasil membawa berkah.
Dapatkan Keuntungan dari Berjualan Masker
Berhasil meraih untung tinggi dari berdagang masker ternyata nyata dirasakan oleh Anwar, selaku penjual masker asal Kabupaten Kuningan. Dirinya mencoba peruntungan dengan menjajakan masker di daerah Kawali, Kabupaten Ciamis yang ternyata membawa berkah. Bagaimana tidak, dagangannya ini begitu laris manis bahkan cenderung diborong pembeli setiap harinya. Larisnya dagangan, membuatnya hampir tidak pernah membawa sisa dagangan ke rumah.
Berdasarkan pemaparan yang kami peroleh dari Berita Ciamis, tiga kawan Anwar yang turut menjajakan masker di wilayah Kabupaten Kawali ikut merasakan keuntungan berlipat dari hasil dagangannya tersebut. Bahkan memasuki masa transisi new normal, masker masih menjadi barang yang selalu dibutuhkan. Dengan kata lain, kini masker telah berubah menjadi sebuah kebutuhan utama yang tidak akan pernah luput dicari setiap harinya.
Masker laku keras di pasaran, mengingat masyarakat menyadari jika masker sudah menjadi salah satu bagian dari kehidupan sejak pandemi ini muncul. Adanya kewajiban menerapkan protokol kesehatan, disebut sebagai salah satu alasan kuat mengapa berjualan masker bisa menjadi bisnis menguntungkan untuk saat ini. Desain yang dihadirkan pun cukup beragam, sehingga masyarakat tertarik membelinya.
Anwar mengaku hanya mematok harga sekitar Rp. 5 ribuan per masker, namun sudah cukup mendapatkan keuntungan berlipat. Meski Anwar tidak menyebutkan jumlah keuntungan, dirinya mengakui jika pendapatan yang dihasilkan cukup memenuhi kebutuhan harian dirinya sendiri beserta keluarga. Hanya dengan mendengarkan pernyataan tersebut, kita bisa mengetahui bahwa keuntungannya begitu menggiurkan.
Setelahnya Anwar menambahkan bahwa usahanya sebagai pedagang masker hanyalah sampingan belaka, dimana dirinya hanya berusaha memanfaatkan situasi agar dapat melanjutkan hidup di kemudian hari. Selama pandemi ini masih belum berakhir, selama itu pula masyarakat akan membutuhkan masker. Bahkan dapat diperkirakan kebutuhan masker semakin tinggi, sehingga kondisi ini bisa menjadi lahan pendapatan terbaik.
Sadar mendapatkan keuntungan dari pandemi, Anwar masih berharap agar kasus COVID 19 segera berakhir. Sebab dirinya menyadari betapa tingginya resiko ketika nekat berjualan di tengah pendemi, mengingat sewaktu waktu bisa saja dirinya yang justru terpapar corona tanpa disadarinya. Menurutnya, kesehatan harganya lebih mahal dan susah didapatkan sehingga harus dijaga dengan baik sebelum virus menyerang tubuh.
Tampaknya apa yang dikatakan Anwar ada benarnya, pasalnya virus ini bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Bahkan uniknya, ada beberapa kasus dimana pasien tidak menunjukkan gelaja apapun seperti yang diberitakan namun ternyata dinyatakan positif corona. Dengan kata lain, kita tidak ada yang mengetahui siapa musuh sesungguhnya meski telah ikut terpapar sekalipun.
Tidak bisa membedakan mana yang sudah terpapar dan mana yang orang yang masih sehat, wajar jika masyarakat panik ketika mengetahui Indonesia ikut terpapar virus mematikan tersebut. Kepanikan masyarakat terlihat jelas, terutama ketika terjadi aksi pembelian dalam jumlah besar massal di beberapa toko ternama. Alhasil, beberapa stok barang kebutuhan harian ludes dalam waktu singkat akibat diborong.
Selama pandemi berlangsung, sudah banyak berita negatif tentang peningkatan jumlah korban terpapar corona hingga sektor ekonomi yang entah akan dibawa kemana. Namun siapa sangka di sela sela berita negatif, masyarakat dicerahkan dengan adanya berita positif dari pedagang yang menjajakan masker di tengah pandemi. Mampu meraup untung besar, tampaknya bisa menjadi bisnis alternatif agar kebutuhan harian tetap tercukupi.