Cerita Pilu Dibalik Megahnya Masjid Agung Ciamis

Dibalik megahnya Masjid Agung Ciamis, ternyata menyimpan sebuah cerita pilu yang bisa diambil bahan pembelajaran. Sebuah tragedi  yang mana masjid sempat dibakar. Namun yang perlu disyukuri adalah tidak semua bangunan masjid terbakar. Sehingga masih bisa berdiri kokoh hingga saat ini.

Padahal Masjid Agung di Ciamis ini termasuk salah satu masjid tertua di kota tersebut. Artinya salah satu masjid yang memiliki sejarah cukup panjang. Atau bisa dikatakan sebagai salah satu bangunan bersejarah yang ada di Ciamis.

Bahkan bisa dikatakan jika masjid ini mampu menjelma menjadi salah satu ikon yang ada di Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Sebuah masjid yang sekaligus menjadi landmark Kota Ciamis. Sebuah masjid yang selalu menjadi kebanggaan bagi masyarakat Ciamis.

Cerita Pilu Masjid Agung di Ciamis

Cerita pilu dari masjid ini terjadi pada tahun 1958. Pada saat itu terjadi sebuah penyerangan yang dilakukan oleh sekelompok pemberontak yang menamakan dirinya dengan nama DI/TII.

Sebenarnya tujuan utama penyerangan DI/TII adalah markas TNI. Namun pada waktu itu kelompok ini juga melakukan pembakaran terhadap bangunan-bangunan yang ada di Ciamis. Nah, salah satunya adalah Masjid Agung Ciamis ini. Pada waktu itu tidak semua bangunan masjid terbakar. Sehingga masih bisa diperbaiki.

Tentunya akan sangat disayangkan jika masjid sampai terbakar sepenuhnya. Bukan tidak mungkin, keberadaan salah satu masjid tertua di Ciamis ini akan hilang. Namun kita semua patut bersyukur. Pasalnya hal seperti itu tidak sampai terjadi.

Sejarah Pembangunan Masjid Agung di Ciamis

Dilihat dari catatan sejarahnya, pembangunan masjid ini diawali pada tahun 1882. Tentunya secara usia sudah sangat tua. Pembangunan masjid sendiri diprakarsai oleh RAA Kusumadiningrat. Seorang Bupati Ciamis mulai tahun 1839 sampai dengan 1886.

Saat pertama kali dibangun, masjid ini atapnya berbentuk kerucut. Bentuk atapnya sendiri bisa dikatakan sangat mirip dengan bentuk atap Masjid Agung Demak. Sementara itu material masjid sendiri didominasi oleh kayu jati.

Proses pembangunan masjid sendiri bisa dikatakan cukup lama. Pasalnya jika dilihat dari prasasti kayu bangunan masjid tertulis jika masjid ini selesai dibangun pada 1902. Nah, dikatakan juga jika RAA Kusumadiningrat belum sempat menyaksikan bangunan masjid hingga selesai dibangun.

Pasalnya di tengah proses pembangunan masjid, Beliau sudah meninggal dunia. Nah, pembangunan masjid sendiri kemudian diteruskan oleh putra beliau yang bernama RAA Kusumasubrata.

Berbagai Perubahan Arsitektur pada Masjid

Jika dilihat dari bentuk awal pembangunan masjid, ada cukup banyak perubahan yang terjadi. Tercatat setidaknya ada lima kali perubahan yang cukup signifikan. Diantaranya seperti:

  1. Pada Tahun 1902

Renovasi pertama pada masjid ini dilakukan pada tahun 1902. Meskipun renovasi yang dilakukan tidak secara total. Perubahan tersebut hanya pada serambi masjid. Bentuk masjid masih tetap dipertahankan. Hanya memperluas halamannya saja.

  1. Pada Tahun 1958

Pada renovasi tahap kedua ini terdapat cukup banyak perubahan. Salah satu perubahan yang paling mencolok adalah bentuk atap masjid. Atap masjid yang semula berbentuk kerucut dengan menggunakan kayu diubah ke bentuk bulat dengan menggunakan seng.

Selain atap masjid, perubahan pun dilakukan pada bagian depan masjid. Pada bagian depan masjid baik yang kanan maupun yang kiri dibuatkan sebuah menara. Sebuah menara berbentuk bulat yang terbuat dari seng.

  1. Pada Tahun 1982

Renovasi ketiga ini diprakarsai oleh Bupati Ciamis pada waktu itu, yakni Drs. Soejoed. Renovasi tahap ketiga ini baru selesai pada masa kepemimpinan Bupati Ciamis periode berikutnya, yakni H. Momon Gandhasasmita, S.H. Dan dikatakan juga sekaligus sebagai renovasi masjid tahap keempat.

Ada cukup banyak renovasi yang dilakukan pada masjid. Salah satunya yang paling terlihat adalah kubah masjid yang semula dari seng diubah menjadi beton. Selain itu ukurannya pun dibuat lebih tinggi.

  1. Pada Tahun 2002

Pada tahun 2002, masjid pun mengalami renovasi cukup besar. Namun dari semua perubahan yang dilakukan pada masjid, bentuk dan bahan material kubah adalah yang paling mencolok. Bahkan untuk perubahan yang terakhir ini jumlah kubah yang semula hanya satu ditambah menjadi empat.

Intinya masjid diubah dengan berbagi bahan material yang lebih modern. Dan hasilnya pun bisa Anda lihat sekarang. Masjid tampak begitu mewah dan megah. Semua ornamen masjid pun diubah menjadi lebih modern. Salah satu contoh paling sederhananya adalah adanya jam digital masjid.

Kini salah satu masjid tertua di Ciamis pun sudah menjelma sebagai salah satu masjid dengan desain modern. Meskipun demikian, keberadaan Masjid Agung Ciamis ini tetap menyimpan nilai sejarah yang sangat kental.