Kalimantan Selatan sama halnya seperti provinsi lain yang ada di Pulau Kalimantan memiliki ciri khas tersendiri mulai dari kuliner khas hingga pakaian adatnya. Salah satu ciri khas dari Kalimantan Selatan adalah pakaian adatnya. Pakaian adat Kalimantan Selatan disebut baju cekak musang dan baju poko.

Baju cekak musang merupakan pakaian adat khusus untuk laki-laki. Baju cekak musang yang menjadi salah satu pakaian adat yang dikenakan laki-laki di Kalimantan Selatan ini sebenarnya masih termasuk dalam kelompok baju kurung. Ciri khas baju ini adalah bagian alas leher melebar, dilengkapi dengan dua buah saku dan jatuhnya di bawah bokong.

Baju kurung cekak musang yang menjadi pakaian adat Provinsi Kalimantan Selatan ini mendapat pengaruh dari baju gamis yang biasa dipakai oleh orang-orang dari wilayah timur tengah. Namun, tidak seperti baju gamis yang panjangnya hingga mencapai mata kaki, baju cekak musang lebih pendek hingga di bawah bokong saja.

Baju kurung cekak musang disesuaikan dengan baju kurung teluk belanga yang juga merupakan baju adat dari Kalimantan Selatan. Perbedaannya adalah bagian leher baju cekak musang lebih tegak dan bagian depannya tertutup oleh anak kancing yang jumlahnya tiga, lima, tujuh maupun sembilan. Baju kurung cekak musang dianggap lebih formal dibanding baju kurung teluk belanga.

Baju cekak musang dipakai dengan cara memasukkan baju kurung ke dalam kain samping yang menutupi baju, berkebalikan dengan baju kurung teluk belanga yang dipakai menutupi kain samping.

Selain baju cekak musang, ada baju adat poko yang merupakan baju adat yang digunakan oleh kaum perempuan. Baju adat ini biasa digunakan dalam pakaian adat untuk pengantin yang bernama ba’amar galung pancaran matahari yang sudah ada sejak abad ke-17. Baju pengantin tersebut adalah hasil dari perpaduan budaya Hindu dan Jawa.

Baju poko memilliki lengan yang pendek dan dipakai sebagai atasan pada busana pengantin perempuan. Baju poko dilengkapi dengan hiasan serta manik-manik yang berbentuk rumbai sehingga terlihat lebih cantik.