Resesi Ekonomi

 

 

Resesi ekonomi bisa diartikan sebagai kondisi produk domestik bruto atau GDP telah mengalami penurunan maupun pertumbuhan. Perekonomian yang bernilai negatif 2 kartal secara berturut-turut bahkan lebih dari 1 tahun. Resepsi juga disebut sebagai kemerosotan atau kelesuan yang mengakibatkan adanya penurunan secara simultan di setiap aktivitas pada sektor perekonomian.

Indikator Negara yang Memasuki Masa Resesi

Apabila realisasi perekonomian terjadi maka dapat menimbulkan adanya efek domino di setiap masing-masing kegiatan perekonomian. Sehingga apabila investasi mengalami penurunan, maka untuk tingkat produksi dari komoditas atau produk tidak ikut mengalami penurunan. Jika sudah demikian, maka hal ini menimbulkan tingkat pengangguran, semakin banyak karena pemutusan hubungan kerja.

 

Indikator pada suatu negara yang memasuki masa resesi bisa Anda lihat seperti berikut:

  1. Adanya Ketidakseimbangan Antara Konsumsi dan Produksi

Bicara mengenai ekonomi memang tidak akan terlepas dari yang namanya konsumsi dan produksi. Apabila keduanya tidak mempunyai keseimbangan, maka hal ini mengakibatkan permasalahan di dalam siklus ekonomi. Jika produksi yang semakin tinggi dan tidak diikuti dengan konsumsi, maka bisa menimbulkan penumpukan pada stok persediaan barang.

 

  1. Keterlambatan Pertumbuhan Ekonomi

Baik buruknya pada suatu kondisi ekonomi yang ada di suatu negara dapat dilihat dari segi pertumbuhan ekonominya. Apabila pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan yang secara signifikan maka hal ini berarti bahwa negara berada pada kondisi yang kuat. Hal ini juga berlaku pada sebaliknya. Sementara untuk pertumbuhan di dalam suatu ekonomi menggunakan acuan berupa produk domestik bruto. Sebagai hasil penjumlahan dari pengeluaran pemerintah konsumsi investasi maupun ekspor yang dikurangi oleh impor.

 

  1. Nilai Impor yang Lebih Tinggi

Perdagangan internasional kegiatan ekspor maupun impor memang dianggap sebagai hal yang sangat wajar. Tujuannya yaitu untuk menjalin kerjasama dalam bidang ekonomi. Namun apabila nilai impornya lebih tinggi dibandingkan ekspor tentunya hal ini menunjukkan bahwa suatu negara berada dalam kondisi resesi ekonomi.

 

  1. Inflasi atau Deflasi Lebih Tinggi

Inflasi memang diperlukan dengan alasan maupun kepentingan tertentu. Namun apabila inflasi terlalu tinggi, hal ini akan mempersulit kondisi perekonomian. Salah satu alasannya yaitu karena harga dari komoditas mengalami lonjakan. Dengan hal ini maka tidak dapat dijangkau seluruh masyarakat. Terlebih lagi bagi masyarakat yang mempunyai kelas ekonomi menengah ke bawah apabila inflasi tidak diikuti daya beli masyarakat yang tinggi. Maka kondisi perekonomian juga semakin parah.

 

Terjadinya resesi pada suatu negara juga dapat mengancam tingkat pengangguran yang semakin tinggi. Hal ini mempunyai peranan yang sangat penting ketika menggerakkan perekonomian. Oleh karena itu apabila suatu negara tidak dapat menciptakan lapangan kerja secara lokal. Tentunya tingkat pengangguran di dalam suatu negara semakin tinggi.